Saturday, April 9, 2016

Prediksi UAS IPS dan PKn Kelas VI 2016

Bagi Bapak/Ibu guru Kelas VI, OPS maupun Bapak / Ibu wali murid kelas VI yang sebentar lagi mengikuti US/USDA 2016, ini kami lampirkan Prediksi Ujian IPS dan PKn 2016. Barangkali dapat membantu.......jika ada yang membutuhkan silahkan unduh di sini
Selengkapnya »

Inilan Ciri-ciri Sekolah yang Curang saat UN

Meski tak lagi menjadi tolok ukur kelulusan siswa, ujian nasional (UN) masih rawan kecurangan. Salah satunya adalah kebocoran soal dan kunci jawaban ujian nasional.

Bahkan di Medan dan Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), perwakilan sejumlah sekolah membeli kunci jawaban UN 2016 untuk disebarkan ke siswa mereka. Diyakini, kunci jawaban UN tersebut akan membuat para peserta UN meraih nilai tinggi.

Sekolah yang melakukan tindak kecurangan sendiri akan terlihat dari indeks integritas UN yang mereka raih. Kemdikbud memakai indeks integritas ini untuk mengukur kejujuran sekolah dan siswa dalam pelaksanaan ujian nasional.

"Semua bentuk kecurangan sekolah maupun siswa saat ujian nasional akan terlihat saat indeks integritas sekolah keluar. Sehingga, institusi pendidikan yang melakukan kecurangan akan merasa rugi sendiri," ujar Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Zainal Arifin Hasibuan dalam konferensi pers Ujian Nasional 2016 di Kemdikbud, Kamis (7/4/2016).

Zainal menyebut, semua pengaduan masyarakat terkait kunci jawaban UN, foto soal UNBK, dan lainnya akan mereka dalami. Kemudian, hasilnya akan disesuaikan dengan indeks integritas sekolah.

Hingga hari keempat UN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah mencatat 187 pengaduan masalah UN tingkat SMA, SMK, dan sederajat. Angka tersebut mengalami penurunan signifikan dari tahun sebelumnya, yakni 365 pengaduan pada 2015, 587 pengaduan pada 2014, dan 622 pengaduan pada 2013.

Dari rincian data yang dimiliki Kemdikbud, tahun ini isu kunci jawaban justru mengalami peningkatan, yakni 16 pengaduan. Uniknya, kata Zainal, hal tersebut justru berkorelasi negatif terhadap isu kebocoran soal yang justru menurun, yaitu enam pengaduan dari sebelumnya 29 pengaduan.

"Ini berkorelasi negatif, padahal harusnya positif, Artinya, saat ini ketika ada kunci jawaban beredar orang malah melakukan pengaduan, kalau dulu banyak beredar kunci jawaban tetapi banyak memilih diam," ujar Zainal.

Peningkatan jumlah pengaduan kunci jawaban, kata dia, menandakan bahwa peserta UN sudah tidak percaya dengan cara instan. Sedangkan pelaku yang melakukan penjualan kunci jawaban sudah tidak laku lagi.

"Dan memang kebanyakan kunci jawaban tersebut abal-abal," terangnya.(dikutip dari okezone.com)
Selengkapnya »

Inilah Strategi untuk Mengatasi Siswa Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar kerap dialami siswa selama menempuh studi. Penyebabnya beragam, ada yang karena berkebutuhan khusus atau siswa reguler yang memiliki gangguan pada perkembangannya. Jika tidak segera diatasi dengan baik, hal tersebut tentu berpengaruh terhadap hasil dan prestasi belajar siswa.

Sebagai salah satu sekolah inklusi, Sekolah Madania menerima siswa dari beragam latar belakang. Kendati demikian, pada praktiknya tentu membutuhkan perencanaan yang terstruktur. Dalam sebuah sesi diskusi, pihak sekolah kemudian berbagi strategi dalam mengatasi masalah kesulitan belajar siswa, khususnya kepada siswa yang sebenarnya tidak mengalami gangguan perkembangan.


"Strateginya pertama dengan penyesuaian kurikulum dan target bajar. Kemudian penyesuaian standar penilaian," ucap guru Madania, Alfi Afifah di Sampoerna Unuversity, Jakarta, Jumat (8/4/2016).

Selain strategi di atas, penting juga penambahan kelas. Jangan sampai siswa di sebuah kelas terlalu banyak. Diversifikasi soal, ucap dia, juga patut diperhatikan sehingga siswa mendapat soal sesuai kelompoknya.

"Selanjutnya study buddy. Karena kita memang memiliki program membangun kerjasama dalam belajar dengan teman sebaya. Disertai juga konseling rutin serta studi tambahan, seperti study skill, time management, dan organization skill," ucapnya.

Sementara pakar pendidikan psikologi, dr Lucia RM Rotanto, MSi, MspEd menambahkan, kesulitan belajar pada siswa reguler disebabkan ada gangguan secara neurologis di otak sehingga pemprosesan berbeda dengan orang pada umumnya.

"Misalnya, mereka melihatnya berbeda atau mendengar tidak tepat. Dampak ke setiap orang juga beda tergantung gangguan neurologisnya di sebelah mana," terangnya.

Dia menegaskan, masalah kesulitan belajar ini berbeda dengan tak ada motivasi, seperti malas belajar. "Kalau malas, tidak ada gangguan neurologis dan batin, tapi motivasi kurang. Bisa karena faktor lingkungan juga diri sendiri," tutupnya.(dikutip dari okezone.com)
Selengkapnya »

Home