Tuesday, December 29, 2015

Inilah Rahasia dibalik Kebiasaan Membaca

Membaca tak hanya menjadi cara untuk menambah pengetahuan. Ada sejumlah rahasia di balik kebiasaan ini.

Sejumlah tokoh dunia dikenal punya kegemaran rutin membaca, bahkan di setiap pagi sembari meminum kopi. Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, adalah salah satu tokoh yang setiap pagi rutin membaca media massa utama.

Pendahulu Obama, Bill Clinton, juga diketahui suka membaca novel. Karya Ralph Ellison masuk daftar bacaan favoritnya.

Di antara sekian rahasia kebiasaan membaca adalah manfaatnya bagi kecerdasan otak. Membaca juga tak selalu berarti dari buku atau media cetak.

Perkembangan teknologi telah memungkinkan aktivitas tersebut dilakukan lewat dunia maya. Misalnya, memakai peranti bergerak seperti Samsung Galaxy Tab S2.

Mobilitas yang semakin tinggi, memungkinkan perangkat teknologi mobile memberikan andil lebih besar dalam kehidupan keseharian. Membaca bukan perkecualian.

Terlebih lagi, layar Super AMOLED maupun dimensi dengan ketebalan tak lebih dari 5,6 milimeter seperti yang dipasang pada tablet tersebut, memberikan ketajaman warna dan membuatnya gampang dijinjing yang bisa memudahkan kebiasaan membaca.

Berikut ini adalah berapa manfaat yang bisa didapat dari kebiasan membaca:

Perspektif dalam berpikir
Clinton berpendapat, membaca merupakan cara dia mendapatkan referensi, dari literatur hingga aneka sudut pandang atas sebuah persoalan.

Dalam konteks Clinton, misalnya, dia mengaku mendapatkan sudut pandang sebagai politisi tentang diskriminasi ras dari novel The Invisible Man dan I Know Why the Caged Bird Sing.

Kemampuan menulis dan berbicara
Banyak orator besar dikenal sebagai sosok kutu buku. Sebut saja Soekarno, Nelson Mandela, juga Abraham Lincoln.

Mereka mengembangkan kemampuan berbicara dan mempengaruhi audiens berbekal kegemaran membaca.

Membantu pembelajaran
Thorndike, ahli pembelajaran asal Amerika Serikat, menyatakan belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respons.

Menurut dia, perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati.

Membaca, kata Thorndike, membantu proses pembelajaran dengan merangsang otak merespons materi bacaan.

Mengasah otak
Dalam buku The New IQ, ingatan jangka panjang bisa dilatih, salah satunya lewat membaca. Bahkan, membaca disebut sebagai latihan terbaik untuk otak dan daya ingat.

Setiap halaman dan chapter yang biasa dibaca akan mengendap dalam ingatan. Untuk menantang kemampuan otak dan daya ingat, ada baiknya menjajal beragam buku, pengarang, dan gaya penulisan (dikutip dari kompas)
Selengkapnya »

Tuesday, December 22, 2015

Jangan Takut hanya karena Dibilang Sombong

Mendikbud Anies Baswedan memberikan Anugerah Sekolah Berintegritas Ujian Nasional kepada 503 kepala sekolah se-Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada sekolah yang berhasil mempertahankan integritas kejujuran saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) selama enam tahun terakhir.

Dalam suatu kesempatan, Anies bertanya ke salah satu kepala sekolah mengenai keberhasilannya membangun integritas dalam penyelenggaraan UN.

"'Apa rahasianya, Pak?' tanya saya. Kepala sekolah itu menjawab, 'Apa ya, saya juga enggak tahu. Biasa-biasa saja, Pak Menteri.' Jadi ada orang jujur heran dengan orang jujur," ujar Anies, ketika bersilaturahim dengan kepala sekolah penerima Anugerah Sekolah Berintegritas Ujian Nasional, belum lama ini.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini berharap, para kepala sekolah yang telah berhasil menerapkan nilai integritas tersebut bisa mengirimkan pesan kejujuran ke seluruh Indonesia. Bahkan, Anies mendorong mereka untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa sekolahnya aman dan bebas dari korupsi.

"Jangan takut untuk dibilang sombong, tunjukkan kalau sekolah Bapak Ibu sekalian itu berintegritas. Bapak ibu sekalian tunjukkan seperti apa pelaksanaannya," tegasnya.

Bagi Anies, sekolah adalah penyedia pendidikan yang menghasilkan anak-anak Indonesia dengan intelektualitas baik dan integritas tinggi. Karena itu, pengelola sekolah harus bisa mendidik para siswanya memegang nilai-nilai kejujuran. Jika sekolah masih menunjukkan sifat-sifat korupsi, termasuk saat UN, imbuh Anies, berarti mereka tidak sedang menciptakan anak-anak Indonesia untuk berintegritas.

"Karena itu sekarang kami umumkan indeks integritas pelaksanaan UN agar tahu, posisi sekolah kita ada di mana. Saya juga ikut deg-degan sekolah SMP dan SMA saya masuk atau tidak. Ternyata dua-duanya masuk," tandas Anies. (dikutip dari okezone[.]com)
Selengkapnya »

Banyak Guru yang Malas Upgrade Ilmu

Idealnya, guru terus belajar dan memperbaharui pengetahuan mereka. Nyatanya, banyak guru masih malas meng-upgrade kompetensi profesional mereka.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Jambi, Muchtar Latif mengatakan, kompetensi guru di Jambi masih rendah, terutama kompetensi profesional. Padahal, kompetensi profesional merupakan kemampuan guru untuk menguasai bidang keilmuan yang dimiliki.

"Profesionalitas itu yang paling mendasar, baru setelah itu pedagogiknya, kepribadian dan sosial," kata Muchtar Latif.

Muchtar mengatakan hampir semua guru di jenjang pendidikan seperti itu. Fenomena rendahnya minat guru untuk meningkatkan ilmu mereka, membuat kompetensi profesional tidak meningkat. Menurutnya, tunjangan sertifikasi yang telah diberikan pemerintah kepada guru, tidak ada kontribusinya.

"Tunjangan sertifikasi tidak berkorelasi terhadap peningkatan keilmuan mereka. Pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru itu dalam rangka meningkatkan kompetensi mereka," katanya menjelaskan.

Muchtar mengatakan pola sertifikasi harus diubah. Harus ada komitmen dari guru, mengenai apa yang harus mereka capai ketika sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi. Dan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan, harus melakukan pendampingan dan pengawasan.

"Ketika mereka sudah dapat pelatihan atau pemantapan materi dan guru kembali ke sekolah harus diawasi. Jangan sampai ilmu yang sudah dipelajari ketika pelatihan hilang dan tidak ada aplikasi di sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Rahmat Derita, membantah bahwa kompetensi guru di Jambi masih rendah.Menurut Rahmat, setelah dilaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada 9-27 November lalu, kompetensi guru di Jambi sudah meningkat dari sebelumnya. Bahkan nilai UKG guru Jambi melampaui nilai rata-rata secara nasional.

Rahmat mengatakan, untuk tahun ini, nilai rata-rata UKG nasional adalah 53. Sementara nilai rata-rata UKG guru Jambi adalah 58. Melampaui nilai rata-rata nasional katanya bukanlah suatu kemunduran, melainkan kemajuan bagi kompetensi guru.

"Kami lebih tinggi lima poin, tidak bisa dikatakan bahwa guru Jambi kompetensinya masih rendah," katanya.

Namun dia tidak menafik masih ada guru yang nilainya di bawah rata-rata, dan itu tentu akan dilakukan pembinaan. Guru-guru yang lemah di bidang tertentu akan dibina dalam pelatihan untuk memantapkan bidang yang dinilai tidak terlalu dikuasai.

"Apa yang sudah dilakukan sebelumnya, akan kita lanjutkan," imbuhnya. (dikutip dari Okezone[.]com)
Selengkapnya »

Nama Baik Sekolah Itu karena Integritasnya, Bukan hanya karena Nilai Tinggi

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bermaksud mengubah orientasi kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Jika dulu yang dikejar adalah nilai UAN yang tinggi, maka sekarang ukurannya adalah integritas.

"Kita ubah sekarang yang namanya nama baik itu jadi integritas. Kalau kemarin nama baik itu angka nilai tinggi kan? Sekarang kita bilang, nama baik anda itu integritas," ujar Mendikbud Anies Baswedan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2015).

Tadi pagi pun sebanyak 503 kepala sekolah diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara. Sekolah yang mereka pimpin berhasil mempertahankan indeks integritas ujian nasional (IIUN) selama 5 tahun berturut-turut.

Proses penghitungan indeks tersebut dilihat dari kecenderungan jawaban para siswa saat ujian. Jika dalam satu sekolah terdapat banyak siswa yang jawabannya seragam, maka kecenderungan contek-menconteknya tinggi.

Ironisnya, beberapa sekolah masih ada yang gurunya membocorkan kunci jawaban kepada murid-muridnya. Semua itu demi sekolahnya mendapat nilai tinggi.

Anies kemudian menunjukkan diagram IIUN. Tampak persentase terbanyak adalah sekolah yang meraih nilai tinggi, tetapi integritasnya rendah.

"Maka dari itu sekarang, sekolah yang integritasnya tinggi itu dipasangi plang bertuliskan sekolah berintegritas. Jadi masyarakat bisa tahu sekolah mana yang jujur dan mana yang sebaliknya," tutur Anies.

Dia kemudian bercerita ketika bertemu orang tua murid yang protes dengan ujian berbasis komputer (computer based test/CBT). Mereka protes karena metode CBT membuat siswa sulit mencontek atau pun bekerja sama.

"Lalu saya tanya balik, 'jadi anda lebih senang jika nilai anak anda tinggi, tapi tidak jujur? Mau kalau nanti saat dewasa anak Anda ditangkap KPK karena tak jujur sejak sekarang?', lalu mereka diam," kata Anies.

Mantan rektor Universitas Paramadina itu juga menjelaskan detil temuan indeks tersebut kepada Presiden Jokowi. Ke depannya, bisa saja ada sanksi kepada sekolah yang membiarkan siswanya tak jujur dalam ujian.

"Kalau dulu kan orang mau melapor ketidakjujuran itu takut ada apa-apa. Sekarang kita balik, jadi negara yang melaporkan ketidakjujuran kepada publik," ungkap dia.(dikutip dari detik[.]com)
Selengkapnya »

Home